Translate

Tuesday, April 24, 2012

belajar dari spongebob : Spongebob vs Patrick


Gue sebenarnya agak illfeel ya sama endingnya episode ini. Dimana spongebob dan patrick saling begandengan tangan dengan hanya mengenakan underwear. Berasa seperti sepasang homo. Oke buang perasaan homo anda, fokus pada cerita berikut. Pada hari itu dibukalah olimpiade cepat saji. Seluruh rumah makan cepat saji di bikini bottom saling bersaing untuk menjadi yang terbaik di berbagai cabang olah makanan. Atlit-atlit memasak pun berkumpul berdasarkan bidangnya masing-masing. Dan persaingan utama terfokus antara krusty krab dan chum bucket yang setiap ahun selalu bersaing di posisi teratas. Persaingan yang ketat antara Mr. Krab dan plankton selalu menjadi tontonan utama setiap tahun. Namun di tahun ini Mr. Krab menunjuk spongebob sebagai atlit dari krusty krab. Bersemangat lah spongebob untuk berlatih sebelum pertandingan. Ditengah-tengah latihannya, patrick datang menyapa spongebob. Spongebob yang sedang berlatih tidak ingin diganggu oleh patrick dan mengatakan agar patrick lebih baik menonton dari tribun karena tidak tahu apa-apa tentang memasak. Patrick pun mengatakan bahwa memasak bukanlah sesuatu yang sulit, sambil membalikkan batu dengan kaki \nya. Spongebob pun tersinggung dan perselisihan diantara kedua nya pun tak terelakkan. Patrick akhir nya pergi meninggalkan spongebob dengan kesal.
            Pertangdingan pertama yang diikuti krusty krab pun dimulai, dan lawan nya adalah chum bucket. Plankton pun dengan bangganya mempersembahkan atlit memasaknya yang misterius. Dengan suara hentakan kaki yang keras keluarlah seseorang denga badan super besar dari bawah tribun penonton. Dan ternyata bukan ia atlit chum bucket, melainkan patrick yang di gendong di belakangnya. Spongebob pun terkejut bukan kepalang mendapati sahabatnya telah berkhianat dan menjadi musuhnya. Akhirnya lomba demi lomba mereka lewati dan bersaing dengan ketat. Mulai dari lomba loncat coklat indah, menari dengan buah, berselancar dengan patty dan berbagai lombah freak lainnya. Akhirnya, karena perolehan poin dari krusty krab dan chum bucket sama, maka diputuskan untuk babak tambahan yaitu bergulat. Spongebob dan patrick pun bersiap di pojok ring masing-masing. Spongebob dan patrick pun mulai bergulat dengan badan mereka yang kekar dan entah bagaimana caranya mereka bisa kekar gitu. Pertarungan sangat sengit, patrick menjilat kaki spongebob dan spongebob pun menghapus papan nama patrick (gue mikir keras, darimana sengitnya ?!). Dan akhirnya mereka pun bergulat dengan baik dan benar. Saat mereka berusaha saling membanting dan ternyata celana mereka sobek! Dan ya sudah pasti kelihatan celana dalam mereka. Ternyata patrick menggunakan celana dalam kuning dan spongebob menggunakan celana dalam pink. Mereka berdua pun menangis dan saling mengatakan “ternyata kau perduli”. Dan endingnya gak perlu gue ceritain, karena terlampau freak.
......
            Seperti yang gue bilang, ending dari episode ini frontal banget. Tapi ada pesan mendalam di cerita ini, paling tidak lebih dalam dari celana dalam mereka. Semarah apapun seorang sahabat, mereka tetap tidak akan melupakan sahabatnya. Kita tidak dapat menipu diri sendiri, terutama hati kecil kita. Tuhan memberikan satu keistimewaan kepada manusia, yaitu akal dan hati. Disaat akal kita sudah terbawa oleh nafsu dan tidak dapat berfikir logis, Tuhan menuntun kita melewati hati. Namun jika hati seorang itu telah buta, ya udah mati aja lo.
            Seorang manusia yang mempunyai kemampuan intelijensi tinggi dan hanya berfikir semua yang mungkin di dunia ini tanpa menggunakan hati atau perasaan, dia tidak lebih baik dari sebuah laptop hi tech buatan manusia. Lebih parah lagi kalau ada orang yang tidak menggunakan akal nya dan hati nya buta! Itu bukan orang lagi, tuh sama aja kayak baboon. Tapi pemikiran orang selama ini yang beranggapan bahwa lebih baik hatinya mulia daripada hanya cerdas di otak itu adalah salah. Jelas lah lebih baik mulia di hati dan cerdas di otak. Buat apa kita setengah-setengah memilih, antara hati saja atau akal saja. Tuhan memberikan kita hati dan akal, jadi maksimalkan lah kedua nya!
            Spongebob dan patrick memang sedang bermarah-marahan, tetapi mereka tidak membiarkan amarah itu serta merta membutakan hati mereka. Masih terdapat kenangan persahabat keduanya di hati mereka, yang digambarkan dengan kedua nya memakai celana dalam yang berwarna seperti sahabatnya. Tapi walaupun begitu, tetap jauh lebih baik jika kita menjauhkan rasa amarah itu dari diri kita. Memang sebagai remaja, amarah adalah sangat susah dikendalikan. Terutama bagi yang gebetannya di serobot temen. Yah kalau itu sih gue gak bakal bahas di buku ini, gue aja masih sering galau sama masalah itu. Oke, kembali ke permasalahan amarah terhadap sahabat, terhadap pacar, terhadap atasan, terhadap kakak kelas dan lain-lain. Bila pun mereka yang menyebabkan permasalahan datang, seperti yang banyak orang-orang sukses katakan, tidak ada salahnya kitalah yang meminta maaf kepada mereka. Meminta maaf bukan menyebabkan derajat kita menjadi lebih rendah dari orang itu, tetapi melatih kita untuk berbesar hati. Gue pernah nonton acara Army Of God, dimana sering dikatakan oleh sang pastur bahwa ampunilah setiap orang yang anda cintai atau bahkan orang yang anda tidak kenal, agar hati kita semakin suci. Tuhan saja Maha Pengampun, lantas mengapa kita sebagai makhluk nya tidak saling mengampuni atau memaafkan kepada sesama ? Apakah tidak ingin kita memiliki hati yang mulia ? Latih lah hati mu untuk berbesar hati dan rendah hati. Bukan hanya otak yang dapat kita latih dengan soal yang bejibun dan persamaan kuadrat yang memabokkan, tetapi hati pun perlu untuk dilatih. Latihlah hatimu dengan senantiasa meminta maaf lebih dahulu, mengalah dari kepentingan orang lain, menahan untuk gak pamer gadget baru, dan masih banyak lagi hal sederhana namun berat yang dapat kita gunakan untuk melatih hati kita.
Anda bisa bersikap logis dalam menghadapi mesin. Tetapi, jika anda bekerja dengan orang-orang, ada kalanya logika harus dikesampingkan agar Anda bisa memahami orang lain
-Akio Morita-

No comments:

Post a Comment