Translate

Tuesday, April 24, 2012

belajar dari spongebob : otak patrick


Ini episode yang paling sering gue tonton dan juga paling sering diputer di TV. Gue gak tau kenapa sering diputer mungkin karena tu orang TV udah gak punya episode yang lain ya, tapi gue suka karena ada pesan penting yang disampaikan disitu. Ini ceritanya. Suatu hari patrick dan spongebob bermain di lapangan ubur-ubur. Saking asiknya bermain, patrick berlari-lari kesana kemari. Dengan bodohnya patrick menabrak dinding yang bertuliskan “danger cliff” dan jatuh kejurang. Spongebob dengan panik menolong patrick yang jatuh dan ternyata kepalanya hilang. Dengan bingung spongebob mengambil bongkahan yang mirip dengan kepala patrick dan memasangnya. Ternyata setelah terpasang, patrick berubah menjadi super pintar.
Namun seiring dengan kepintaran patrick yang super, persahabatan nya dengan spongebob menjadi renggang. Patrick merasa ada sesuatu yang salah terjadi. Bermacam-macam ramuan ia ciptakan dan berbagai rumus sudah ia terapkan tetapi ia tidak bisa mengubah keadaan. Akhirnya spongebob bercerita bahwa ia pernah terjatuh dari tebing dan kepalanya terlepas.
Dengan penuh keyakinan patrick mengulangi kebodohannya di waktu itu. Ia terjun dari tebing yang sama, tetapi kepalanya tidak terlepas seperti kejadian sebelumnya. Namun dengan memperhitungkan titik jatuh dan segala tetek bengeknya, patrick menemukan kepalanya sebenarnya. Setelah yakin, spongebob pun bertanya “apakah kau yakin patrick untuk menjadi bodoh lagi demi mengembalikan persahabatan denganku seperti dahulu ?” dan patrick dengan mantap menjawab “jika ilmu pengetahuan tidak dapat memngungkapkan arti persahabatan, aku lebih memilih menjadi bodoh untuk bersama sahabatku”
.........
Belajar dari patrick yang sangat menghargai arti dari persahabatan. Sahabat sejati lebih memilih menjadi dirinya sendiri yang penuh dengan kekurangan dan saling melengkapi satu sama lain. Terkadang saat kesuksesan sudah berada digenggaman, kita akan lupa dengan sekitar. Bahkan kita lupa dengan sahabat sejati kita yang ikut bersusah payah dalam kesuksesan kita. Kita merasa bahwa dengan seorang diri kita dapat bertahan dalam menghadapi semua tantangan dan mulai menyombongkan diri. Sorry, sudah terlalu banyak kata “kita” dari tadi, padahal bukan kita tapi lu aja gue gak. Oke gue akan ganti dengan orang. Banyak orang lupa bahwa semakin tinggi kita naik, maka akan semakin sakit jatuh nya.
Sesungguhnya pada saat ini lah peran sahabat sangat dibutuhkan. Dimana kita berada dipuncak dan saling melengkapi satu sama lain untuk terus bertahan. Dan walaupun kita jatuh, sahabat kita akan menyiapkan kasur empuk untuk tempat kita beristirahat dan pulih kembali. Ada sebuah cerita dimana saat itu dua orang sahabat sebut saja alex dan brad (nama dan suara disamarkan) sedang dalam perjalan turun dari puncak suatu gunung. Mereka melalui badai salju yang begitu tebal dan ganas. Setelah berjalan sekian lama mereka menemui seorang pendaki lain yang sedang sekarat kedinginan. Alex bersikeras untuk membantu dan menggendong orang tersebut sedangkan brad memilih meninggalkan mereka. Brad berfikir bahwa tidak mungkin menggendong seorang lagi, padahal kondisi mereka pun sedang drop. Alex dan pendaki tersebut pun berjalan dengan perlahan-lahan dan tertatih-tatih, sedangkan brad pun telah hilang dari pandangan. Setelah berjalan sekian lama, alex dan pendaki tersebut melihat dkejauhan ada seseorang lain yang terbujur kaku diatas es. Dan setelah mereka mendekatinya, ternyata dia adalah brad, sahabat alex. Ternyata alex dan pendaki yang berjalan saling berpelukan itu secara otomatis berbagi panas tubuh sehingga mereka bisa bertahan hidup. Memang berdua itu lebih baik dari seorang diri. Jomblowan/jomblowati aja gak bakal bisa bertahan sekian lama tanpa pacar, iya gak hehe. Seharusnya kita bersyukur jika memiliki seorang sahabat yang berada disisi kita dan saling bahu-membahu dalam menyusuri hidup. Bukan tidak mungkin kita akan bernasib seperti brad yang mati karena meninggalkan alex dan begitu percaya diri dapat bertahan hidup seorang diri saja.
Seringkali kesuksesan bukan berarti kita telah meraih kebahagiaan. Itu lah yang dirasakan oleh patrick. Dimana ia tidak bahagia sebagai orang yang begitu cerdas, tetapi ia merasa bahagia ketika menjadi bodoh bersama spongebob. Memang terkadang kita perlu untuk menjadi “bodoh” bersama sahabat kita agar kita merasa bahagia. Seorang pengusaha sukses, lebih senang pergi bersepeda ke pedalaman bersama keluarganya daripada berlibur ke eropa dengan kolega kantornya. Bahkan pemain sepak bola top sekelas Neymar, Messi, Carrol, gue (?) dan masih banyak lagi lebih suka untuk melakukan hal bodoh seperti mengerjai teman nya dan menari-nari di ruang ganti yang memang membuat mereka bahagia. Bahagia itu saat ini disini dan dengan apa yang kita punya.
Jadilah diri sendiri, be your self, dadi awak dewe adalah jawaban nya. Kita bisa menjadi super cerdas di kelas, diktator di organisasi, dan sebagai nya. Tetapi di luar formal tersebut, jadilah diri mu sendiri bersama sahabat-sahabat mu. Jadilah bodoh seperti spongebob dan patrick yang menjalani hari-hari dengan santai dan penuh dengan tawa.
Hanya ada sedikit kesuksesan dalam sediki tawa
-Andrew Carnegie-

No comments:

Post a Comment