Ini mungkin beberapa poin yang sudah
gue pelajarin dan pahami tentang leadership waktu gue jadi Ketua OSIS (pamer).
Yah gue juga belajar dari beberapa ketua sebelum gue seperti Mbak Olin dan Mas
Pandika (halo mbak mas! Namanya gue sebutin loh heheh) yang memang gue pelajari
poin-poin kepemimpinan mereka. Dan selain dari ketua-ketua sebelum gue, gue
juga baca dari beberapa buku untuk lebih memahami apa itu kepemimpinan. Biar gini-gini
gue juga Mantan ketua loh, tapi tau deh ketua yang bener apa gak -..-“. Ini dia
beberapa poin-poin leadership yang gue pelajarin.
1. Mulai Dari Diri Sendiri dan Yang Kecil Dulu
Gue pernah baca dari sebuah buku dimana
sang penulis pernah ditanya oleh beberapa penggemarnya yang juga ingin menulis
buku. Kebanyakan dari mereka bertanya “Bagaimana cara memulai?”kemudian sang
penulis pun kembali bertanya kepada
mereka “Berapa banyak tulisan yang sudah anda buat?”. Sebagian dari
mereka menjawab bahwa mereka sedang menulis sebuah artikel dan sebagian lagi
malah belum menulis apa-apa. Sang penulis pun menyemangati mereka “Kalau
begitu, Anda perlu mulai menulis,” dan ia pun menjelaskan “Anda harus mulai
dari yang kecil dan meningkatkannya sedikit demi sedikit.”
Sama halnya seperti leadership. Kita harus mulai dengan hal kecil dan
meningkatkannya sedikit demi sedikit. Seorang yang belum pernah memimpin perlu
mencoba memengaruhi orang lain. Seorang telah memiliki pengaruh harus mencoba
membangun tim. Mulai saja dengan hal-hal yang dianggap perlu.
Selain itu yang memperkuat jiwa leadership adalah karakter. Karena itu
mulai lah setiap perubahan dari diri kita sendiri. Buatlah diri kia memiliki
karakter yang kuat dari setiap perubahan. Dan ada suatu pepatah yang gue lupa
dari siapa tuh, yang mengatakan “jika ingin mengubah dunia, ubah lah dirimu
dahulu”. Jika kita mampu merubah diri kita, keluarga kita akan ikut berubah.
Jika keluarga kita ikut berubah, tetangga kita ikut berubah. Jika tetangga kita
ikut berubah, kota kita akan berubah. Jika kota kita berubah, kabupaten kita
akan berubah. Jika kabupaten kita berubah, provinsi kita berubah. Jika provinsi
kita ikut berubah, negara kita berubah. Jika negara kita ikut berubah, benua
kita akan berubah. Jika benua kita telah berubah, dunia pun ikut berubah! Gila
mimpi gue gak masuk akal banget -__-.
Mantan pelatih basket UCLA, John Wooden, berkata, “Jangan biarkan apa yang
tidak dapat Anda lakukan mengganggu apa yang bisa Anda lakukan”. Wooden
terkenal suka menekankan keunggulan pada para pemainnya dan mendorong mereka
untuk berusaha mencapai potensi dari diri mereka masing-masing. Ia idak pernah
menjadikan kejuaraan sebagai sasaran. Ia berfokus pada perjalanan, bukan
tujuan. Ia hanya fokus pada hal-hal yang ada di dalam kendalinya. Dan hasilnya
adalah UCLA tidak terkalahkan selama empat musim pertandingan, memenangi telak
88 pertandingan, dan 10 kejuaraan nasional. Dalam perjalanan menuju
keberhasilan, Anda perlu ingat bahwa apa yang terjadi di dalam diri Anda jauh
lebih penting daripada apa yang terjadi diatas diri Anda (quotes mutu super
nih! Tapi bukan dari gue -_-).
2. Mendengarlah dan Mulai Melayani
Jika kita ingin menjadi pemimpin ang
diikuti orang, kita harus menerima dan sepakat dengan konsep pelayanan. Jika
sikap Anda adalah suka dilayani, dan bukannya melayani, Anda akan segera menuai
masalah. Dilayani dan melayani disini bukan berarti yang aneh-aneh loh ya
-___-. Coba ikuti saran berikut :
-
Hentikan
bersikap seperti bos terhadap orang lain, mulailah mendengarkan mereka.
-
Hentikan
fokus pada kemajuan diri sendiri. Mulailah ambil risiko demi kebaikan orang
lain.
-
Hentikan
melayani diri sendiri, dan mulailah melayani orang lain.
Setiap orang yang
menjadi besar pasti pernah menjadi yang paling kecil dan juga menjadi pelayan
bagi orang lain.
Untuk menjadi seorang pemimpin, kita
harus memiliki telinga yang tahan panas. Bukan harus make telinga dari besi loh
ya -__-, tapi maksudnya harus bersedia mendengar dari semua orang. Ada suatu
pepatah yang lagi-lagi gue lupa dari siapa, berkata “tugas yang paling berat
bagi seorang pemimpin adalah mendengarkan”. Mengapa dikatakan paling berat?
Karena bagi seorang pemimpin yang sudah mempunyai jam terbang tinggi dan banyak
pengikut, ia seringkali merasa paling benar sendiri. Ia tidak dapat mentolerir
bahwa ada orang lain yang lebih tau darinya. Itu disebabkan ia merasa telah
mempunyai banyak pengalaman dan merasa telah tau segala hal. Sehingga ketika ia
mendengar orang lain memberi saran ia merasa tidak dipercaya lagi. Dan malah
sebaliknya, ia memaksakan agar kehendaknya dipatuhi. Itu yang gue rasain pas
waktu gue masih setengah periode mimpin di OSIS. Setelah gue berhasil
mengadakan pensi, gue ngerasa udah jadi ketua paling bener. Dan seiring dengan
itu, setiap pendapat yang masuk selalu gue gak hirau. Hasilnya adalah
serentetan acara yang hampir gagal.
Gue pun akhirnya menyadari hal itu dan mencoba untuk mulai mendengarkan
lagi. Walaupun itu berat, tapi itu harus gue lakukan. Gue selalu mendengar
semua pendapat dan mempertimbangkan dengan benar dan tepat waktu. Karena selain
benar, seorang pemimpin haru dapat membuat keputusan dengan tepat waktu. Tidak
dengan secepat mungkin, tetapi tepat waktu. Dan hasilnya, gue pun akhirnya bisa
melanjutkan semua acara hingga akhir periode dengan pencapaian yang memuaskan
(pamer ^^).
3. Motivasi & Mimpi
Ini adalah poin yang paling gue pegang
teguh. Seperti yang dikatakan Nidji di lagu Laskar Pelang “Mimpi adalah kunci
untuk kita menaklukan dunia”. Mimpi adalah tujuan yang harus kita capai, dan
motivasi adalah bahan bakar yang membuat kita terus berlari mengejar mimpi.
Merry Riana juga pernah menulis Tweet “Jangan pernah berhenti untuk bermimpi,
karena impianlah yang bisa mengetuk pintu hati kita untuk selalu berusaha
mencapainya.” Mimpi bisa juga dikatakan sebagai imajinasi, dan Albert Einstein
pun berkata “Imajinasi adalah lebih penting daripada ilmu pengetahuan.”
Mengapa Einstein berkata demikian? Apakah ia menyarankan agar semua orang
berhenti bersekolah dan hanya berimajinasi saja? Ternyata tidak demikian. Dengan
berimajinasi, kita membayangkan sesuatu yang kelihatannya tidak mungkin,
sesuatu yang tidak pernah ada disekitar kita sebelumnya, dan bahkan mustahil
untuk ada. Tetapi kita terus mengejarnya dan dengan mengejar imajinasi itu kita
malah menciptakan ilmu pengetahuan baru. Ingatkah kita ketika Alessandro Volta
berimajinasi untuk menyimpan tenaga listrik? Maka terciptalah ilmu elektronika.
Ingatkah kita ketika Sir Isaac Newton berimajinasi tentang apel yang jatuh?
Maka terciptalah hukum gravitasi. Atau ingatkah ketika Bill Gates berimajinasi
bagaimana semua orang bisa menggunakan komputer dengan mudahnya? Maka
terciptalah ilmu programmer. Itu semua terlahir dari sebuah imajinasi atau
impian. Tapi jangan mentang-mentang mimpi itu perlu jadi tidur dikelas pas
pelajaran -__-.
Ada sebuah cerita tentang Vince
Lombardi. Ia adalah pelati futbol dari klub Green Bay Packers yang terkenal,
sangat berpegang pada disiplin dan ditakuti, tetapi ia juga seorang metivator
hebat. Pada suatu hari ia memarahi habis-habisan seorang pemain yang tidak
hadir dalam beberapa latihan blocking. Setelah latian, Lombardi menerobos masuk
ruang ganti pakaian dan melihat pemain itu duduk dekat lemari pakaiannya dengan
kepala tertunduk dan sedih. Lombardi mengacak-acak rambutnya denga lembut dan
menepuk-nepuk bahunya sambil berkata, “Kelak kamu akan menjadi kiper terbaik di
NFL.” Pemain itu bernama Jerry Kramer.
Kramer berkata bahwa ia memegang
citra positif tentang dirinya itu sepanjang kariernya. “Dorongan Lombardi
memiliki pengaruh yang kuat atas seluruh hidup saya,” Kata Kramer. Ia terus
melanjutkannya sampai terpilih menjadi anggota Green Bay Packers Hall of Fame
serta anggota NFL’s All-50-Year Team. Motivasi adalah hal utama dalam
kepemimpinan menurut gue. Karena tugas utama dari seorang pemimpin adalah
memotivasi semua orang. Jika pemimpin itu sudah kehilangan motivasi bahkan
untuk dirinya sendiri, maka suatu lobang kegagalan besar akan menelannya dan
semua timnya. Maka tugas utama seorang pemimpin adalah terus menghidupkan mimpi
dari anggotanya dan terus membakar motivasi mereka. Dan bukan keberhasilan individu
yang dikejar, melainkan keberhasilan bersama.
Sumber cerita: buku “The Maxwell Daily Reader”
No comments:
Post a Comment