Masih ku ingat, saat aku memasuki
gerbang sekolah pukul enam pagi. Kendaraan milik guruku yang katanya killer
itu, sudah terparkir rapi ditempatnya. Memang beliau selain terkenal tegas dan
keras, juga sangat disiplin. Beliau selalu datang lebih pagi daripada guru-guru
lainnya. Bahkan lebih pagi dari pak penjaga sekolah! Tidak heran jika
murid-murid yang diajarnya selalu disiplin dan patuh.
Beliau mengajar kelasku pada saat
kelas 10 dan kelas 12. Dan selama itu, selalu ada cerita yang menarik untuk
dikenang. Masih teringat jelas dikepalaku seolah baru terjadi kemarin, saat
beliau bertanya kepada ku tentang arti dari sebuah kalimat bahasa Inggris. Dan
aku pun tak mau terlihat bodoh karena tidak tahu jawabannya, sehingga akupun
menjawab sekenanya. Ternyata beliau percaya saja dengan apa yang aku jelaskan.
Di satu sisi aku merasa hal itu lucu, tetapi di sisi lain aku merasa sangat
menyesal karena tidak berterusterang kepada beliau.
Pada saat kelas 12 beliau membimbing
kelasku, kelas 12 IPA 2. Beliau sangat keras dan disiplin dalam mengajar kami.
Setiap kali ada jam pelajarannya, selalu saja ada tugas atau PR yang harus kami
kerjakan dirumah. Atau terkadang beliau sering menyuruh kami maju satu per satu
untuk menjelaskan tentang suatu bab dalam pelajarannya. Sehingga kamipun sangat
tersiksa pada awalnya. Tetapi seiring dengan berjalannya waktu, kami sadar
bahwa apa yang diterapkan dan dilakukan oleh beliau itu sangat berguna untuk
kami. Itu terasa pada saat kami menjalani Try Out UNAS. Nilai kami pada mata
pelajaran tersebut sangat bagus. Sejak saat itu kami pun semakin semangat dalam
mengikuti pelajaran beliau. Walaupun dalam proses belajar mengajar kelas kami
selalu ribut dengan canda gurau, kami selalu dapat meraih nilai yang bagus.
Sampai pada akhirnya kami mulai
menghadapi UNAS. Kami sangat gugup pada awalnya. Tapi kami yakin apa yang telah
kami pelajari dan kami dapatkan pasti dapat membantu kami menghadapi UNAS. Dan
benar saja, kami semua lulus dengan nilai yang memuaskan dengan rata-rata 9
pada bidang mata pelajaran yang beliau ajarkan.
Dan hasil ajaran beliau tidak hanya
bermanfaat sampai UNAS saja, tetapi juga sangat bermanfaat dalam menghadapi
ujian masuk perguruan tinggi. Pada mata pelajaran beliau kami selalu dapat
mengerjakannya dengan mudah. Itu semua karena beliau menggembleng kami dengan
pengajaran yang disipin. Pada awalnya kami merasa tersiksa dan ternyata itu sangat
bermanfaat buat kami, yang akhirnya mengantarkan kami pada hari kelulusan SMA.
Hari yang sangat bahagia bagi kami.
Beberapa bulan setelah kelulusan
kami, berita kelam itu pun datang menghampiri telinga kami. Tepat pada
pertengahan bulan Ramadhan, kami menerima berita bahwa sang guru berjuta cerita
telah kembali ke sisi Yang Maha Kuasa. Itu merupakan pukulan yang telak bagi
kami para murid-muridnya. Berita tentang penyebab kematiannya memang masih
simpang siur, tapi itu sudah tidak kami pikirkan. Kami terlalu larut dalam
kesedihan. Kami tidak bisa berbuat apa-apa kecuali mengirimkan doa agar beliau
ditempatkan di tempat yang terbaik oleh Sang Maha Pencipta.
Belum sempat rasanya kami berterima
kasih kepada beliau atas ilmu yang telah beliau ajarkan kepada kami. Ilmu yang
diajarkan beliau telah mengantarkan kami dalam menjadi Mahasiswa. Dan tidak
berhenti disitu saja, ilmu itu akan selalu kami bawa untuk meraih cita-cita dan
impian kami. Belum sempat kami buktikan kepada beliau bahwa kami mampu menerapkan
semua ilmu tentang kehidupan yang beliau ajarkan. Ingin rasanya kami semua
membuat beliau tersenyum dengan melihat kami telah meraih cita-cita dan sukses.
Namun kami hanya bisa terus berdoa kepada Sang Pemilik Semesta agar beliau
selalu ditempatkan di tempat yang terindah. Amin.
#nb: untuk guru
biologiku semasa SMA, Almh. Dra. Lilik Lestari, M.M., yang selalu memberi tawa
dan cerahnya ilmu pengetahuan kepada kami murid-muridnya. Selamat jalan bu,
terima kasih.
No comments:
Post a Comment