Translate

Friday, September 21, 2012

Guru Berjuta Cerita



            Masih ku ingat, saat aku memasuki gerbang sekolah pukul enam pagi. Kendaraan milik guruku yang katanya killer itu, sudah terparkir rapi ditempatnya. Memang beliau selain terkenal tegas dan keras, juga sangat disiplin. Beliau selalu datang lebih pagi daripada guru-guru lainnya. Bahkan lebih pagi dari pak penjaga sekolah! Tidak heran jika murid-murid yang diajarnya selalu disiplin dan patuh.
            Beliau mengajar kelasku pada saat kelas 10 dan kelas 12. Dan selama itu, selalu ada cerita yang menarik untuk dikenang. Masih teringat jelas dikepalaku seolah baru terjadi kemarin, saat beliau bertanya kepada ku tentang arti dari sebuah kalimat bahasa Inggris. Dan aku pun tak mau terlihat bodoh karena tidak tahu jawabannya, sehingga akupun menjawab sekenanya. Ternyata beliau percaya saja dengan apa yang aku jelaskan. Di satu sisi aku merasa hal itu lucu, tetapi di sisi lain aku merasa sangat menyesal karena tidak berterusterang kepada beliau.
            Pada saat kelas 12 beliau membimbing kelasku, kelas 12 IPA 2. Beliau sangat keras dan disiplin dalam mengajar kami. Setiap kali ada jam pelajarannya, selalu saja ada tugas atau PR yang harus kami kerjakan dirumah. Atau terkadang beliau sering menyuruh kami maju satu per satu untuk menjelaskan tentang suatu bab dalam pelajarannya. Sehingga kamipun sangat tersiksa pada awalnya. Tetapi seiring dengan berjalannya waktu, kami sadar bahwa apa yang diterapkan dan dilakukan oleh beliau itu sangat berguna untuk kami. Itu terasa pada saat kami menjalani Try Out UNAS. Nilai kami pada mata pelajaran tersebut sangat bagus. Sejak saat itu kami pun semakin semangat dalam mengikuti pelajaran beliau. Walaupun dalam proses belajar mengajar kelas kami selalu ribut dengan canda gurau, kami selalu dapat meraih nilai yang bagus.
            Sampai pada akhirnya kami mulai menghadapi UNAS. Kami sangat gugup pada awalnya. Tapi kami yakin apa yang telah kami pelajari dan kami dapatkan pasti dapat membantu kami menghadapi UNAS. Dan benar saja, kami semua lulus dengan nilai yang memuaskan dengan rata-rata 9 pada bidang mata pelajaran yang beliau ajarkan.
            Dan hasil ajaran beliau tidak hanya bermanfaat sampai UNAS saja, tetapi juga sangat bermanfaat dalam menghadapi ujian masuk perguruan tinggi. Pada mata pelajaran beliau kami selalu dapat mengerjakannya dengan mudah. Itu semua karena beliau menggembleng kami dengan pengajaran yang disipin. Pada awalnya kami merasa tersiksa dan ternyata itu sangat bermanfaat buat kami, yang akhirnya mengantarkan kami pada hari kelulusan SMA. Hari yang sangat bahagia bagi kami.
            Beberapa bulan setelah kelulusan kami, berita kelam itu pun datang menghampiri telinga kami. Tepat pada pertengahan bulan Ramadhan, kami menerima berita bahwa sang guru berjuta cerita telah kembali ke sisi Yang Maha Kuasa. Itu merupakan pukulan yang telak bagi kami para murid-muridnya. Berita tentang penyebab kematiannya memang masih simpang siur, tapi itu sudah tidak kami pikirkan. Kami terlalu larut dalam kesedihan. Kami tidak bisa berbuat apa-apa kecuali mengirimkan doa agar beliau ditempatkan di tempat yang terbaik oleh Sang Maha Pencipta.
            Belum sempat rasanya kami berterima kasih kepada beliau atas ilmu yang telah beliau ajarkan kepada kami. Ilmu yang diajarkan beliau telah mengantarkan kami dalam menjadi Mahasiswa. Dan tidak berhenti disitu saja, ilmu itu akan selalu kami bawa untuk meraih cita-cita dan impian kami. Belum sempat kami buktikan kepada beliau bahwa kami mampu menerapkan semua ilmu tentang kehidupan yang beliau ajarkan. Ingin rasanya kami semua membuat beliau tersenyum dengan melihat kami telah meraih cita-cita dan sukses. Namun kami hanya bisa terus berdoa kepada Sang Pemilik Semesta agar beliau selalu ditempatkan di tempat yang terindah. Amin.

#nb: untuk guru biologiku semasa SMA, Almh. Dra. Lilik Lestari, M.M., yang selalu memberi tawa dan cerahnya ilmu pengetahuan kepada kami murid-muridnya. Selamat jalan bu, terima kasih.

No comments:

Post a Comment