Gue bingung sendiri sama cerita gue
ini. Kisah cinta enggak, romantis juga enggak, kisah nyesekin sih iya. Kisah
ini mulai nya juga gue bingung dari mana. Kalau gue kira-kira sih menurut teori
fisika kuantum (terus hubungannya apa), ini berawal sejak gue jadi ketua OSIS
kali ya. Waktu itu, gue pernah menjadi ketua OSIS di sebuah SMA negeri. Gue
bersyukur jadi ketua OSIS di SMA, bukan di kuliah atau di SD (oke joke gak
penting). Dan kalau ada ketua pastinya ada sekertarisnya. Dan kayak
cerita-cerita di FTV gitu dimana sang ketua jatuh cinta dengan sekertarisnya,
dan gue juga ngalami itu (sial). Yah bukan sekertaris sih sebenernya, tetapi
wakil sekertaris. Jadi kayak sekertarisnya sekertaris gitu. Namanya.. emm gue
samarin gak ya... namanya itu anggap saja α (karena gue anak IPA dan gue
kebanyakan ngerjain rumus fisika dan matematika, jadi yang gue inget cuma
variabel alpha).
Awalnya gue “hanya” “cuma” “sekedar”
suka dengan kinerjanya di dalam OSIS dan juga suka ngelihatin dia sih. Dan
kemanapun gue ada acara, gue selalu mengajaknya. Ya walaupun gue tau waktu itu
dia masih punya pacar heheh. Tapi waktu itu gue gak berfikir untuk mempunyai
hubungan yang serius (padahal). Singkat cerita masa jabatan gue di OSIS sudah
hampir habis. Dimana pada akhir periode, gue ngadain rekreasi OSIS ke Malang.
Dan selama gue masih menjabat ketua OSIS, selama itu lah gue selalu kemana-mana
bareng dia. Tapi ternyata, rekreasi ke Malang itu menjadi awal dari kedekatan
gue dan α menjadi lebih ciyus. Eh maaf, serius.
Selama di Malang, seperti biasa, gue
selalu kemana-mana bareng α. Mulai dengan gue pindah bus, agar dapat satu bus
dengan α, sampai dengan ketika dia tidak dapat tidur, gue bela-belain gak tidur
juga buat nemenin dia dengan dalih gue mau ngerjain PR kimia. Dan sialnya gue
sampe ketiduran sambil duduk dan megang buku dengan dia yang sedang bercerita
di samping gue (jiah, udah kayak di FTV aja). Niatnya sih romantis gitu mau
nemenin dia sampe malem, trus dia ketiduran di bahu gue. Tapi malah gue yang
ketiduran duluan. Gila, gak romantis banget.
Dan besoknya untung gue bisa balikin
suasana romantisnya. Saat itu, rombongan OSIS gue menuju tempat wisata air
terjun di Malang. Disana keadaannya sangat dingin, dan gue waktu itu membawa
jaket sweater tebel. Yes! Dengan keadaan gitu, gue bisa nawarin jaket gue
supaya dia gak kedinginan. Dan bener aja, dia akhirnya make jaket gue. Sampai
pada perjalanan pulang, dia terus memakai jaket gue sebagai bantalnya. Gue
seneng banget bro, tapi kenapa yang dijadiin bantal itu jaket gue, kenapa bukan
gue. Oke, jadi selama ini jaket gue sendiri mau nikung gebetan gue?! Apa?!!
*zoom in zoom out*.
Oke, lupain adegan sinetron naga
terbang diatas, kembali ke cerita. Sehabis perjalanan itu, gue dan α makin
deket aja dengan selalu sms-an, biasanya sih ya sering sms-an, tapi gak
sering-sering kayak gini. Dan dia selalu mengirim sms tentang cerita-ceritanya.
Gue pun sering ngegombalinya. Gue masih inget salah satu gombal gue ke dia
waktu aku habis nganterin dia pulang, kayak gini: “eh kecil, aku barusan
jatuh”; “tuh kan mas, aku bilang pelan-pelan aja pulangnya, emang jatuh
dimana?”; “iya kecil, aku jatuh cinta padamu”; “...” (dan dia pun salting
habis-habisan). Emang sih gombalnya gak mutu banget. Dan gue lebih sering
ngirim gombal daripada ngirim puisi, jadi gak ada romantisnya samasekali.
Kedekatan gue dengan α juga
diketahui oleh orangtuanya dan juga orangtua gue. Gue sering sekali nyeritain
kedekatan gue dan α pada mama-papa gue, begitupun dia. Malah mamanya penasaran
sama gue. Gue berasa mau dijodohin bro. Gue juga sering jemput dan anter dia
sekolah. Gue juga sering makan es sama dia, dan pernah gue janji sama dia untuk
keluar makan es lagi sehabis gue pulang dari liburan di Sumbawa. Ceritanya,
waktu itu gue janji sama dia buat keluar pas hari sabtu dan gue gak bilang kalo
hari itu gue baru pulang dari Sumbawa. Gue baru sampe di Surabaya pada pagi
hari dari perjalan panjang gue yang gila capeknya. Dan langsung setelah sampai
rumah gue siap-siap untuk menjemputnya. Sial ditengah perjalanan hujan turun
deras banget, dan gue gak bawa jas hujan. Apes gila gue waktu itu. Gue tetep
nerobos hujan yang deresnya gak ketulungan itu sampai dirumahnya. Dan ternyata
dia gak dibolehin keluar. Yaudah gue tetep nungguin dia diluar rumahnya sambil
hujan-hujan gitu kayak di sinetron. Tapi ternyata hujannya gak selesai juga,
yaudah deh gue pulang sambil hujan-hujanan. Lagi-lagi gue gak jadi romantis.
Gue belum cerita ya kalo selama gue
deket dengan dia itu, dia masih sama pacarnya yaitu γ. Ya gue gak pernah nyuruh
dia putusin pacarnya. Bahkan gue gak pernah punya perasaan untk jadiin dia
pacar gue. Gue Cuma nyaman saja dengannya. Gue suka dia dan itu saja. Tapi
ternyata dia udah mutusin pacarnya pada waktu aku deket dengannya. Sontak saja
itu membuat γ mengira aku yang menyebabkan semua itu. Disitulah awal dari
akhirnya cinta gue yang nista.
γ pada waktu itu mengirim message ke
gue lewat Facebook. Dan dia minta penjelasan atas semuanya, kemudian gue
memberi nomer HP gue agar semua gampang gue jelasin. Dan setelah gue bicara
dengannya lebih lanjut, ternyata γ butuh support dari α agar ia dapat melewati
ujian nasional. Selama ia diputusin oleh α ia selalu drop dan bolak-balik opname karena ia seakan gak punya
semangat. Dan dari situ gue sadar, kalau
γ lebih membutuhkan α daripada gue. Gue pun membuat suatu keputusan yang
sangat berat, berat banget, lebih berat dari naik gunung sambil genndong gajah
gelondongan.
Gue bisa begitu saja mengatakan pada
γ agar tidak menggangguku dengan α, karena aku suka pada α. Tetapi apakah aku
tega membiarkan γ menjadi drop dan bisa saja ia gagal dalam melewati ujian
nasional dan menghancurkan masa depannya begitu saja? Gue bukanlah pengecut dan
tidak punya pemikiran panjang (tumben juga kata-kata gue bermoral). Akhirnya
gue harus memaksa α agar kembali lagi kepada γ dan ninggalin gue. Gue berdalih
pada α bahwa gue harus fokus kepada ujian nasional dan gue memintanya agar
menunggu gue sampai ujian selesai. Dan gue juga berdalih pada γ bahwa gue tidak
punya perasaan apapun pada α dan gue pun fokus pada ujian nasional sehingga
tidak akan memikirkan untuk punya pacar. Gue mengatakan itu karena gue gak
ingin menghancurkan masa depan γ dan gak ingin menyakiti perasaan α. Gue baru
aja mau njelasin semua pada mereka setelah ujian nasional, sampai gue tau kalau
mereka sudah deket lagi dan kembali pacaran.
Yah
gue harus memendam lagi perasaanku, karena gue gak mau merusak kebahagiaan
mereka. Dan juga karena gue sudah tau kalau waktu itu gue Cuma menjadi pelarian
dari α. Dari sini gue sadar bahwa apa yang kita rasain sebagai remaja bukanlah
cinta yang sesungguhnya, melainkan hanya suka. Dan andai saja gue mengikuti
keinginan gue yang ternyata hanya sebatas suka itu, gue gak tau apa yang bakal
terjadi. Tuhan pasti punya jalan lain buat gue. Tapi ternyata ceritanya gak
sampe situ doang, ada lanjutannya, yang jauh lebih nyesek, ngejleb, ngedhuar,
ngemerunyek, nge-cetar membahana badai, dkk.
Sehabis ujian nasional dan seleksi
masuk kuliah, gue akhirnya masuk fakultas psikologi di perguruan tinggi swasta.
Sejak habis ujian nasional sampai masuk kuliah semester 2, gue gak pernah
kontak dengan α. Setiap kali gue pulang ke kota asal gue dan main ke SMA, gue
gak pernah ngobrol atau bercanda lagi sama dia. Udah kayak lagunya Gotye aja.
Sampai pas waktu itu, dia minjem flashdisk gue.
Dia minjem flashdisk gue buat copy
tugas katanya. Dan gue gak tau kenapa gue yang dipinjem, why always me? *angkat
baju*. Dan waktu itu lagi rame-ramenya film perahu kertas, tapi gue gak punya
filmnya. Jadi gue tanya ke dia, apa dia punya film perahu kertas gak, dan
ternyata dia punya. Dari situ, gue mulai sms-an lagi sama dia.
Pas sms-an itu, gue minta maaf untuk
yang terjadi kemarin pas dia putus sama γ. Terus habis itu gue tanya, apa dia
masih sama γ atau gak. Dan ternyata dia sudah lama putus! Coy, gue langsung
bahagia, ahahahahaahahahahahaahah *ketawa setan cupu*. Kalau kemarin kan dia
masih sama γ dan gue pastinya gak mau gangguin kan. Tapi sekarang dia sudah
putus dan gue berpikir mungkin emang kalau jodoh gak kemana. Akhirnya,
kejombloan gue selama tiga kali enam tahun (jawaban: 3 x 6 = 18) akan berakhir
*nangis sambil senyum mesum*.
Gue pun jadi sering sms-an dan
mention-mention-an sama dia. Selain itu, gue juga keluar lagi bareng dia makan
es krim. Dan balik lagi kayak dulu, gombal-gombalan, saling ngucapin selamat
pagi, dan saling manggil pake nama yang aneh-aneh. Gue manggil dia pesek, terus
dia manggil gue gendut. Untungnya dia gak manggil gue mblo ._. Tapi kali ini
ada yang berbeda, gak kayak dulu.
Dulu, setiap pagi, kalau gak gue ya
dia yang sms selamat pagi duluan. Dia juga selalu nyeritain hal-hal lucu
disekitarnya. Tapi kali ini beda, gak tau kenapa. Yang ngucapin selamat pagi
dan selamat malam cuma gue, dan itu pun tidak selalu dibalas. Dulu kita gak
pernah kehabisan bahan pembicaraan, nyambung terus kayak ular nelen ular. Tapi sekarang
gue selalu harus nyari topik-topik pembicaraan. Untungnya cuma topik, gak sama
pokok pikiran atau kalimat utamanya. Oke, lupain tugas bahasa Indonesia itu.
Dia jarang banget cerita-cerita kayak dulu. Gue pun mancing agar dia mau
cerita-cerita kayak dulu, dengan gue sendiri ceritain gue habis ngapain. Tapi
tetep aja. Mention di twitter juga sama, dia gak bales.
Dan seperti De Javu, γ kembali
ngirim pesan ke Facebook gue. Gue pun bingung, kenapa jadi kayak gini lagi. Apa
yang terjadi? Ini dimana? Siapa aku? Tidaak!! Maaf, itu efek keracunan
sinetron. Dan gue pun tanya pada α, apakah benar dia sudah putus. Dia bilangnya
sudah putus dan dia pun jadi bad mood (baca: bed mut). Gue pun jadi nge-mood
sandal (ngemut sandal).
Tapi gue berusaha gak ngehiraukan γ
dan tetap ngemodusin α. Tapi, α sekarang makin jarang sms gue. Tapi gue tetep
ngucapin selamat pagi dan selamat malam. Dia pun ngebales sih, tapi lama banget
balesnya. Dan sampai suatu hari, yang merupakan hari kelam bagi gue.
Gue penasaran kenapa sms gue gak
dibales sama α, gue pun nge-stalking twitternya. Gue pikir kali aja dia curhat
di twitter jadi gue tau dia lagi kenapa. Dan pas gue buka home twitternya, gue
ngelihat ava-nya. Ava-nya bukan fotonya dia, tapi fotonya γ. Dan gue gak tau
sejak kapan mereka balikan lagi. Gue pun gak tau mau ngapain dan tiba-tiba gue
*mati*.
Lagi-lagi ya, ngejleb
banget akhirnya. Tapi walaupun begitu, sejak kejadian yang pertama sampai
sekarang kejadian lagi, gue gak pernah bisa ngelupain dia. Selama setahun, gue
berusaha ngelupain dia, hasilnya sama aja gak bisa. Walaupun gue alihkan dengan
dekat dengan cewek lain, juga sama aja gak bisa. Akhirnya gue putusin kalau gue
bakal tetep sayang sama dia, walaupun gue bukan siapa-siapanya. Dan gue
berharap gue masih dianggapnya sebagai sahabat. Semoga sih. Dan kayaknya gue
harus bergabung dengan PMJAPKPHPTNIRM alias Persatuan Mahasiswa Jomblo Akut
Profesional Korban PHP Tingkat Nasional Indonesia Raya Merdeka (singkatan macam
apa itu?!).
*uhuuuuuk*
ReplyDeletebatuk? minum counterpain
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteastagaa hahah
ReplyDelete