Ini episode yang paling sering gue tonton dan
juga paling sering diputer di TV. Gue gak tau kenapa sering diputer mungkin
karena tu orang TV udah gak punya episode yang lain ya, tapi gue suka karena
ada pesan penting yang disampaikan disitu. Ini ceritanya. Suatu hari patrick
dan spongebob bermain di lapangan ubur-ubur. Saking asiknya bermain, patrick
berlari-lari kesana kemari. Dengan bodohnya patrick menabrak dinding yang
bertuliskan “danger cliff” dan jatuh kejurang. Spongebob dengan panik menolong
patrick yang jatuh dan ternyata kepalanya hilang. Dengan bingung spongebob
mengambil bongkahan yang mirip dengan kepala patrick dan memasangnya. Ternyata
setelah terpasang, patrick berubah menjadi super pintar.
Namun seiring dengan
kepintaran patrick yang super, persahabatan nya dengan spongebob menjadi
renggang. Patrick merasa ada sesuatu yang salah terjadi. Bermacam-macam ramuan
ia ciptakan dan berbagai rumus sudah ia terapkan tetapi ia tidak bisa mengubah
keadaan. Akhirnya spongebob bercerita bahwa ia pernah terjatuh dari tebing dan
kepalanya terlepas.
Dengan penuh keyakinan
patrick mengulangi kebodohannya di waktu itu. Ia terjun dari tebing yang sama,
tetapi kepalanya tidak terlepas seperti kejadian sebelumnya. Namun dengan memperhitungkan
titik jatuh dan segala tetek bengeknya, patrick menemukan kepalanya sebenarnya.
Setelah yakin, spongebob pun bertanya “apakah kau yakin patrick untuk menjadi
bodoh lagi demi mengembalikan persahabatan denganku seperti dahulu ?” dan
patrick dengan mantap menjawab “jika ilmu pengetahuan tidak dapat
memngungkapkan arti persahabatan, aku lebih memilih menjadi bodoh untuk bersama
sahabatku”
.........
Belajar dari patrick yang
sangat menghargai arti dari persahabatan. Sahabat sejati lebih memilih menjadi
dirinya sendiri yang penuh dengan kekurangan dan saling melengkapi satu sama
lain. Terkadang saat kesuksesan sudah berada digenggaman, kita akan lupa dengan
sekitar. Bahkan kita lupa dengan sahabat sejati kita yang ikut bersusah payah
dalam kesuksesan kita. Kita merasa bahwa dengan seorang diri kita dapat
bertahan dalam menghadapi semua tantangan dan mulai menyombongkan diri. Sorry,
sudah terlalu banyak kata “kita” dari tadi, padahal bukan kita tapi lu aja gue
gak. Oke gue akan ganti dengan orang. Banyak orang lupa bahwa semakin tinggi
kita naik, maka akan semakin sakit jatuh nya.
Sesungguhnya pada saat ini
lah peran sahabat sangat dibutuhkan. Dimana kita berada dipuncak dan saling
melengkapi satu sama lain untuk terus bertahan. Dan walaupun kita jatuh, sahabat
kita akan menyiapkan kasur empuk untuk tempat kita beristirahat dan pulih
kembali. Ada sebuah cerita dimana saat itu dua orang sahabat sebut saja alex
dan brad (nama dan suara disamarkan) sedang dalam perjalan turun dari puncak
suatu gunung. Mereka melalui badai salju yang begitu tebal dan ganas. Setelah
berjalan sekian lama mereka menemui seorang pendaki lain yang sedang sekarat
kedinginan. Alex bersikeras untuk membantu dan menggendong orang tersebut
sedangkan brad memilih meninggalkan mereka. Brad berfikir bahwa tidak mungkin
menggendong seorang lagi, padahal kondisi mereka pun sedang drop. Alex dan
pendaki tersebut pun berjalan dengan perlahan-lahan dan tertatih-tatih,
sedangkan brad pun telah hilang dari pandangan. Setelah berjalan sekian lama, alex
dan pendaki tersebut melihat dkejauhan ada seseorang lain yang terbujur kaku
diatas es. Dan setelah mereka mendekatinya, ternyata dia adalah brad, sahabat
alex. Ternyata alex dan pendaki yang berjalan saling berpelukan itu secara
otomatis berbagi panas tubuh sehingga mereka bisa bertahan hidup. Memang berdua
itu lebih baik dari seorang diri. Jomblowan/jomblowati aja gak bakal bisa
bertahan sekian lama tanpa pacar, iya gak hehe. Seharusnya kita bersyukur jika
memiliki seorang sahabat yang berada disisi kita dan saling bahu-membahu dalam
menyusuri hidup. Bukan tidak mungkin kita akan bernasib seperti brad yang mati
karena meninggalkan alex dan begitu percaya diri dapat bertahan hidup seorang
diri saja.
Seringkali kesuksesan
bukan berarti kita telah meraih kebahagiaan. Itu lah yang dirasakan oleh
patrick. Dimana ia tidak bahagia sebagai orang yang begitu cerdas, tetapi ia
merasa bahagia ketika menjadi bodoh bersama spongebob. Memang terkadang kita
perlu untuk menjadi “bodoh” bersama sahabat kita agar kita merasa bahagia. Seorang
pengusaha sukses, lebih senang pergi bersepeda ke pedalaman bersama keluarganya
daripada berlibur ke eropa dengan kolega kantornya. Bahkan pemain sepak bola
top sekelas Neymar, Messi, Carrol, gue (?) dan masih banyak lagi lebih suka untuk
melakukan hal bodoh seperti mengerjai teman nya dan menari-nari di ruang ganti
yang memang membuat mereka bahagia. Bahagia itu saat ini disini dan dengan apa
yang kita punya.
Jadilah diri sendiri, be
your self, dadi awak dewe adalah jawaban nya. Kita bisa menjadi super cerdas di
kelas, diktator di organisasi, dan sebagai nya. Tetapi di luar formal tersebut,
jadilah diri mu sendiri bersama sahabat-sahabat mu. Jadilah bodoh seperti
spongebob dan patrick yang menjalani hari-hari dengan santai dan penuh dengan
tawa.
Hanya ada sedikit kesuksesan dalam sediki tawa
-Andrew Carnegie-
No comments:
Post a Comment